PERANCANGAN SENSOR PUTUS BENANG PADA MESIN KELOS UNTUK MENURUNKAN LIMBAH

- Totong, Egie Sofian Nuddin, Atin Sumihartati

Sari


Masalah terjadi pada proses perangkapan benang adalah ketika salah satu atau kedua benang yang dirangkap putus. Operator mengalami kesulitan untuk memantau posisi benang yang putus. Jika salah satu benang yang dirangkap putus, benang yang tidak putus akan tetap diproses dan harus dibuang menjadi limbah. Berdasarkan pengamatan dilapangan jumlah limbah yang dihasilkan mesin bobbin winder untuk lima line dalam satu shift adalah 38,65 g/bobin di atas standar perusahaan yakni sebesar 5 % atau 27,50 g/bobin. Oleh karena itu, diperlukan usaha untuk membuat suatu sistem yang mempermudah operator untuk mendeteksi jika terjadi benang putus. Sistem tersebut berupa sensor. Sensor banyak dijual di pasar tetapi belum tentu yang cocok dengan ruang yang tersedia di mesin bobbin winder yang dimodifikasi. Sensor putus benang adalah sensor yang memiliki fungsi untuk mendeteksi saat terjadi putus benang dan memberikan sinyal berupa nyala lampu. Sinyal lampu yang timbul saat terjadi putus benang memudahkan operator untuk melihat posisi benang yang putus. Pemasangan sensor putus benang dilakukan pada mesin bobbin winder yang dimodifikasi, yakni diletakkan antara pengantar benang dan peralatan penegang benang. Hasil pengamatan jumlah limbah setelah pemasangan sesnsor putus benang menunjukan adanya penurunan yaitu menjadi sebesar 0,309 % atau 1,69 g/bobin.

Kata Kunci


sensor, putus benang, limbah

Teks Lengkap:

PDF


DOI: https://doi.org/10.53298/texere.v15i1.48

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


e-ISSN2774-1893
p‐ISSN1411-3090
PenerbitPoliteknik STTT Bandung


TEXERE telah terindeks pada:
Google Scholar  Portal Garuda